Sunday, August 19, 2012


"Minal Aidzin Wal Faizin” di Brussels


Saling memaafkan adalah saat yang paling indah dan mudah untuk dilakukan apalagi setelah berpuasa selama 1 bulan dengan bersilahturahmi dalam acara Open House Idhul Fitri 1433 H yang diadakan oleh Duta Besar RI untuk Belgia Bapak Arif Havas Oegroseno beserta Ibu Sartika Oegroseno di Wisma Indonesia Tramlaan bersama seluruh masyarakat Indonesia di Belgia pada tanggal 19 Agustus 2012. Seluruh masyarakat sangat menikmati acara pada hari tersebut. Selain dari beberapa tenda-tenda kecil dan “bouncy castle” untuk anak-anak yang telah disediakan, sebagian dari mereka juga membawa tikar masing-masing untuk bersantai dan bersilahturahmi dengan keluarga dan teman-teman di halaman belakang Wisma.


Masyarakat Indonesia yang datang ke acara Open House Lebaran tahun ini, disuguhkan dengan beberapa menu masakan tradisional Indonesia, diantaranya: empal gentong, nasi liwet, soto mie dan kue-kue jajanan pasar seperti lapis Surabaya, yang disempurnakan dengan adanya es campur.


Acara diisi dengan persembahan nyanyian dari masyarakat dan diakhiri pada pukul 16.00 sore. Semua masyarakat dan undangan merasa terhibur dan dapat melepas rindu akan Indonesia serta tanpa meninggalkan makna utama dari Lebaran yaitu silahturahmi.

Friday, August 17, 2012

TAMASYA dan Manneken Pis adalah "Indonesia Best Friend"



Perayaan 17 Agustus tahun 2012 kali dirayakan spesial di Brussels, Belgia.  Acara spesial yang baru di tahun ini adalah dengan diadakannya Pameran Kreatifitas anak TAMASYA yang masih merupakan satu rangkaian acara 17 Agustus-an, dimana didalam pameran ini, putra-putri yang tergabung dalam TAMASYA (Taman Anak Masyarakat Indonesia Belgia) telah mengekspresikan kreativitasnya tentang Indonesia dan Hari Kemerdekaan melalui media apapun, dapat berupa lukisan, kartu ucapan, prakarya dan lainnya.

Pada kesempatan ini pula Bapak Duta Besar RI beserta Ibu Sartika Oegroseno (Penggagas TAMASYA), dan tamu undangan serta seluruh masyarakat melihat satu persatu detail hasil karya putra-putri TAMASYA.  Beliau juga sempat memberikan pidato singkat tentang program TAMASYA yang dinilai sangat positif dan bermanfaat bagi anak-anak Indonesia di Belgia yang hasil nyatanya dapat terlihat dalam pameran ini.  Beliau juga menyampaikan penghargaannya kepada Bapak Andi Yudha selaku pengasuh dan pengajar anak-anak TAMASYA selama ini, dan kepada Ibu-ibu Pengurus DWP KBRI Brussels yang telah turut membantu dalam pelaksanaan TAMASYA sebagai acara dwi-mingguan dan wadah bagi anak-anak Indonesia di Belgia untuk berkreasi dan berkreativitas.


Selepas menghadiri pameran TAMASYA, Bapak Duta Besar beserta Ibu dan seluruh staff KBRI, serta anak-anak TAMASYA dan masyarakat menlanjutkan rangkaian 17-an ini dengan menuju ke Mannekin Pis, yang merupakan salah satu icon kota Brussels.  Acara tersebut diadakan di Grand Place, Central kota Brussel, dilanjutkan dengan "Indonesian Parade" dengan tari-tarian Indonesia serta rombongan anak TAMASYA menuju manekin Pis dengan diiringi dengan lagu-lagu daerah dan ciri khas gendang Indonesia.

Inti dari acara ini adalah pemakaian baju tradisional adat Jawa kepada patung Mannekin Pis, bertepatan dengan Hari Raya Kemerdekaan Indonesia.  Mannekin Pis sendiri sudah berulang kali berganti kostum dari berbagai negara di dunia, dan ssat ini adalah saatnya bagi Indonesia dengan mendapatkan no urut 888, dan akan disimpan dalam sebuah museum khusus yang menyimpan seluruh pakaian-pakaian yang pernah dikenakan oleh Mannekin Pis.


Acara "Mannekin Pis, Indonesia's Best Friend" berjalan dengan lancar dan sempat diisi dengan beberapa tarian dan nyanyian lagu perjuangan Indonesia. Sungguh rangkaian acara 17 Agustus yang sangat spesial dan unik bagi masyarakat Indonesia di Belgia dan untuk masyarakat Brussels secara keseluruhan.  17 Agustus milik kita bersama.