Tuesday, May 13, 2014

KUNJUNGAN KE PABRIK COKLAT PIERE MARCOLINI


Berfoto bersama Pierre Marcolini sebelum memulai tur di pabrik coklat

Pagi itu hujan mengguyur Brussels, tapi tidak menyurutkan langkah rombongan pengurus DWP KBRI Brussels dan rombongan KBRI mengunjungi pabrik Coklat Piere Marcolini. Sesampainya di pabrik, kami disambut dengan senyum Marcolini, bergegas kami melapisi pakaian kami dengan jas putih dan topi putih yang telah disediakan,  agar  kehigienisan tempat kerja mereka terjaga.  


 Bersiap memasuki pabrik

Kunjungan kami dibuka dengan penjelasan mengenai coklat. Macam-macam coklat dan daerah penghasil coklat. Ada 7 negara sebagai pemasok coklat  favorit Maison Pierre Marcolini, yaitu: Madagaskar, Africa;  Chuao, Venezuela;  Equateur, Ecuador;  Venezuela;  Ghana,  Trinidad  dan Java, Indonesia.



Seksama menyimak penjelasan mengenai biji coklat

Selama ini kita salah paham, dengan mengira bahwa konsentrasi persentasi coklat yang menentukan rasa coklat. Ternyata bukan persentase coklat yang menentukan rasanya. Rasa coklat sangat tergantung tanah, iklim daerah asal coklat, dan curah hujan. Itulah yang menentukan coklat tersebut terasa pahit atau “manis”.  Coklat dari Jawa misalnya bila digigit rasanya manis dan kaya rasa, diiringi dengan sentuhan rasa buah dan lumer dengan baik, meskipun setelah ditelan tidak terasa lagi.



Menyaksikan proses pengolahan coklat

Pierre Marcolini membuka toko pertamanya di Brussels tahun 1995, tahun yang sama saat dia memenangkan  World Champion of Pastry.  Dia adalah satu-satunya chocolatier yang berhubungan langsung dengan pemasok coklatnya dinegara penghasil coklat.  Pemilihan biji coklat sangat menentukan kualitas coklat yang dihasilkan, karenanya dia masih melakukan sendiri pemilihan ini. Marcolini  berkeliling ke negara-negara penghasil coklat yang menjadi rekanan pabrik. Dia sendiri yang memilih biji coklat, membuat resep, mencari buah-buah eksotis untuk menciptakan the most delicious chocolates.  Dia yang melakukan pembelian. Semua biji coklat diterima pabrik sudah dalam keadaan kering. Setelah itu disimpan di dalam ruangan dengan suhu yang tepat, dan diberi keterangan asal negara, dan keterangan lain yang diperlukan. Ruangan penyimpanan ini letaknya paling luar dari pabrik. Ditempat inilah biji coklat terpilih difermentasi. Selanjutnya coklat dibawa ketempat  pemanggangan, dan dipanggang sesuai kebutuhan setiap jenis coklat. Setelah itu dilakukan pemisahan kulit terluar dari biji coklat.  Dalam proses ini cangkang coklat akan terpisah. Biji coklat kemudian mulai digiling, hasilnya berupa minyak kakao, pasta, dan bubuk kakao. 


  Pelajaran itulah yang didapat dalam kunjungan singkat ke pabrik coklat Pierre Marcolini pagi itu. Setelah bertukar cendera mata, kami kembali dengan pengalaman dan pengetahuan baru tentang coklat. Tidak hanya senang dengan rasanya tapi juga senang mendengar cerita cara membuatnya..... Hmmmm.. COKLAT!